B KING (BRAINKING PLUS) UNTUK ANAK TERLAMBAT BICARA
Menurut dr Eva Devita, SpA, Dokter Tumbuh Kembang Anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, keterlambatan bicara pada anak biasanya terjadi saat anak berusia 2-3 tahun. Ciri-ciri anak terlambat bicara antara lain, tidak mengeluarkan kata-sepatah kata pun, misal Ah, eh, ah, eh. Atau ada anak yang bisa bicara tapi belum bisa merangkai kata dengan benar. Yang lebih parah lagi kalau ada yang tidak bisa bicara dan tidak merespons saat diajak berkomunikasi.
Rifa Yustiani, pengurus Ikatan Terapis Wicara Indonesia (IKATWI), menambahkan, keterlambatan bicara ini kerap dialami anak di kota besar, seperti Jakarta, karena beberapa gerak motorik dan sensoriknya yang kurang berfungsi. Refleks dan respons anak juga kurang distimulasi.Akibatnya, anak kurang mampu berbicara. Kalau berbicara, kosakata yang dikenalnya juga masih minim.
Tren kasus keterlambatan bicara diyakini mengalami peningkatan di Jakarta, meski belum ada statistik secara menyeluruh dari rumah sakit. Data di Poliklinik Neurologi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Januari 2006-Juli 2008 memperlihatkan prevalensi anak yang tidak bisa bicara dan berjalan sebanyak 71 kasus (47,1 persen) dari total 151 anak.
Menurut Kepala Divisi Pediatri, Departemen Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Luh Karunia Wahyuni, penyebab anak terlambat bicara terjadi akibat proses isolasi, yaitu tidak atau kurang berhubungan dengan lingkungan atau akibat penyebab lain yang tidak teridentifikasi.
Kondisi ini dapat terjadi secara bersamaan dengan kondisi lainnya akibat ketulian dan gangguan perkembangan lainnya, seperti keterbelakangan mental dan autisme. Wahyuni mengatakan, kontak sosial yang minimal berarti dia tidak punya teman bermain dengan anak yang usianya sebaya. Bisa juga karena permainan yang tidak sesuai usia. Misal, usia 2-3 tahun, anak selalu bermain sambil duduk dan tidak ada peluang untuk bermain di luar rumah. Selain itu, bisa juga karena faktor pengasuh yang kerap berganti-ganti.
Di lingkungan keluarga, orangtua bisa saja cerewet. Tapi, itu sifatnya satu arah saja. Anak hanya mendengarkan saja dan hanya melihat saja orangtuanya mengambil dan menaruh benda. Tapi dia tidak diajak ikut mempraktikkan dan mengenal benda.
Konsultasi dan pemesanan hub
0812 5833 6288
Stokies dan Agen Resmi Samarinda
Melayani Pengiriman Luar Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar